Hujan dan salamku sore ini
Hujan sudah sejak tadi turun, air pun mulai menggenang,
mengalir dan mencari permukaan yang lebih rendah.
Sesekali hujan sore ini di barengi kilatan petir.
Tak jarang gelegarnya mejadikan suasana menjadi lebih dramatis.
Aku menghambur ke pelataran,
ku tengadahkan tangan tepat di bawah genting.
"Keceh" adalah kata yang sering di sandingkan temanku sewaktu umurku belasan tahun dulu kalau aku melakukan hal ini.
Kurasakan kesejukan yang membuat bulu romaku naik.
Kupejamkan mata sambil menggigit bibir,
Huuhh dingiinnnnnnn jugaaa. . .
Brrrrrr. . . .
Aku mulai terbawa suasana, ada kedamaian yang dihantarkaan hujan.
Mendengarkan alunan irama yang diciptakan hujaan,
Ada ketenangan yang kurasakaan, menyelusup perlahan dan perlahan.
Kubiarkan air memercik mengenai baju dan wajahku.
Atau, Sesekali malah wajahku yang ku letakkan di bawah genting.
Basah, basah, basah, itu yang kugumamkan.
Sesekali melintas siluet orang--orang yang kusayangi,
Ayah - Ibu, mereka melambaikan tangan dari tepian.
Adik - Teman, mereka tertawa cekikikan di sebelah sambil mengikuti tingkahku
Tapi siluet yang satu ini yang membuatku terperanjat.
Wanita yang duduk bersila di hadapanku,
mendongakkan kepala menanti hujan lekas berhenti.
Lamat-lamat aku seperti mengenalnya, namun pandanganku terbatas.
Aku hanya berpesan agar disampaikannya salamku pada mereka semua, melalui hujan sore ini.
Aku hanya berpesan agar disampaikannya salamku pada mereka semua, melalui hujan sore ini.
Malang, East Java ; 02 Dec 2012 ; 15.30 PM
0 Komentar: