Tuntun aku melewati gelapnya malam ini

1/06/2012 11:54:00 PM Febriansyah 0 Comments

Udara tambah semakin dingin di malam ini, dan mentari sudah kembali ke peraduannya beberapa menit yang lalu. Lain halnya dengan seorang lelaki tua yang sedang asyik duduk di pematang sawah sebelah desa ini. Ku lihat dia merasa kenikmatan ketika hembusan angin menghempaskan sehelai daun ke dalam tempat peraduannya, dia tersenyum sambil berguman tenang tanpa sedikitpun memperdulikan hari yang sudah semakin gelap, aku tak tau apakah terlintas di pikirannya untuk segera pulang dan membersihkan dirinya karena lusuh setelah berjuang dengan sawah yang sudah mulai menguning dan menandakan jadwal panen sudah mulai dekat. Lain halnya dengan aku yang sudah mulai gelisah karena malam semakin gelap, apalagi terlintas di pikiranku bahwa temaram cahaya lampu tak akan mampu memberikan penerangan yang baik untuk menghantarkan aku ke ujung gang sampai ke depan.
Aku terus berjalan tanpa memperdulikan orang tua yang sedang asyik dengan sawahnya di pematang tadi, ku telusuri langkah demi langkah jalan desa yang lama-lama semakin gelap karena cahaya yang semakin sedikit. Udara yang dingin tetap menusuk tubuh ini dan setia menemaniku hingga sekarang, padahal jaraknya sudah cukup jauh dari areal pematang sawah yang tadi ku lewati. Tak sengaja kulihat sepasang burung bertengger di atas ranting pohon bambu sambil memperlihatkan kemesraan mereka, aihhh,, sungguh menarik terlihat.
TAPI.... Perjalanan ku belum sampai, aku masih sendirian dan masih di kegelapan. Tuntun aku melewati jalan dan malam yang gelap ini, dekap aku untuk mengurangi rasa dingin yang semakin dingin untuk sebuah malam di desa ini. Sehingga aku bisa sampai di ujung gang itu dengan perasaan yang kuharapakan . . :)

Febri, JGJ, 7 Jan 12

You Might Also Like

0 Komentar: