Sepetak Ruang dan Sejuta Suka-Duka
Sepetak ruang ber-AC di lantai 2 Teknik Geodesi UGM telah menjadi saksi bisu wajah pucat pasi 2 anak manusia yang memperjuangkan sidang akhir, mempertanggungjawabkan hasil tulis yang ternyata mayoritas hanya copas dari lembaran buku yang akhirnya menuntut hak untuk di lampirkan dalam daftar pustaka. He.e.e. .
Dimulai dari deritan suara Kreekkk.k.k.k.. tanda suara pintu terbuka perlahan karena tak sanggup menahan beban dari 4 tangan yang bersama menghentaknya, terdengar dari dalam sayup-sayup lembut suara wanita wanita berkerudung yang mempersilahkan masuk. Suaranya yang terasa menggema di seluruh sudut ruangan ikut memperlihatkan tatapan 4 pasang mata dari 2 orang tua yang kali ini bertanggung jawab sebagai dosen penguji, 4 pasang mata yang selalu setia memperhatikan setiap gerakan lembut yang kami buat sebagai isyarat bahwa kami juga ingin segera duduk sama santainya dengan mereka.
Pola awal yang sangat menegangkan karena berdasarkan mitos mereka adalah sang penentu kedua setelah tuhan untuk sebuah nilai akhir dari perjuangan keras beberapa minggu belakangan, seraya memanjatkan doa di dalam hati berbarengan dengan perintah sang penguji yang mempersilahkan kami duduk.
Alhamdulillah, gak sampai pegel paha ini menahan beban tubuh yang menggendong tas berisi tumpukan buku-buku bekas belajar semalaman.
Dimulai dari deritan suara Kreekkk.k.k.k.. tanda suara pintu terbuka perlahan karena tak sanggup menahan beban dari 4 tangan yang bersama menghentaknya, terdengar dari dalam sayup-sayup lembut suara wanita wanita berkerudung yang mempersilahkan masuk. Suaranya yang terasa menggema di seluruh sudut ruangan ikut memperlihatkan tatapan 4 pasang mata dari 2 orang tua yang kali ini bertanggung jawab sebagai dosen penguji, 4 pasang mata yang selalu setia memperhatikan setiap gerakan lembut yang kami buat sebagai isyarat bahwa kami juga ingin segera duduk sama santainya dengan mereka.
Pola awal yang sangat menegangkan karena berdasarkan mitos mereka adalah sang penentu kedua setelah tuhan untuk sebuah nilai akhir dari perjuangan keras beberapa minggu belakangan, seraya memanjatkan doa di dalam hati berbarengan dengan perintah sang penguji yang mempersilahkan kami duduk.
Alhamdulillah, gak sampai pegel paha ini menahan beban tubuh yang menggendong tas berisi tumpukan buku-buku bekas belajar semalaman.
Pertarungan segera dimulai, gumanku dalam hati. Spontan memerintahkanku untuk mempersiapkan segala amunisi agar bisa selamat keluar dari ruangan yang perlahan terasa dingin, perlahan merasuk ke setiap sudut pakaian yang mulai terasa kaku.
Pertanyaan awal pun keluar dari mulut seorang penguji untuk mengetes sejauh mana kemampuan kami menguasai materi yang kami tuliskan dalam beberapa minggu terakhir, selanjutnya adalah kewajiban kami menjawab sebagai respon awal bahwa kami mampu atau setidaknya harus dibisa-bisakan :). Perlahan suasana menjadi cair mengartikan bahwa kami sudah mampu mengendalikan suasana dalam ruangan ber-AC ini, walaupun terkadang ada beberapa pertanyaan tidak bisa terjawab karena sudah keluar dari batasan materi yang kami pahami. Suasana terus berlanjut hingga waktu menunjukkan bahwa pengujian ini harus segera diakhiri, karena jika terus dilanjutkan bisa saja rambut yang tertata rapi diatas kepala perlahan jatuh dan akhirnya mengotori lantai keramik yang terlhat bersih mengkilap. He.e.e.e.....
Setelah intruksi bahwa pengujian telah selesai, turut menghantarkan suka dalam benak kami yang beberapa jam ini terasa sangat lama. Lain halnya ketika kuhabiskan waktu berjam-jam di bangku yang sama empuknya seperti di bilik warnet, yang terasa sangat cepat berakhir.
Cetus seorang penguji setelah kami menjabat tangannya yang akhirnya memaksa kami semua tertawa, kami pun tak pernah tau apa penyebab tangan ini terasa dingin beku. Apakah akibat pengujian yang baru di jalani atau karena dinginnya AC yang langsung menyentuh ubun-ubun kepala kami, ..... He.e.e.e.. Yang terpenting adalah, waktu yang mereka bilang menegangkan itu sekarang sudah kulewati. Tinggal hasil akhirnya esok seperti apa yang di tunggu, seluruh amunisi sudah habis di keluarkan sampai tak ada yang tersisa. Semoga saja sang penguji sedang mendapat rezeki durian runtuh sehingga bahagianya bisa mempengaruhi gerak ujung penanya untuk membahagiakan juga. He.e.e..ee..ePertanyaan awal pun keluar dari mulut seorang penguji untuk mengetes sejauh mana kemampuan kami menguasai materi yang kami tuliskan dalam beberapa minggu terakhir, selanjutnya adalah kewajiban kami menjawab sebagai respon awal bahwa kami mampu atau setidaknya harus dibisa-bisakan :). Perlahan suasana menjadi cair mengartikan bahwa kami sudah mampu mengendalikan suasana dalam ruangan ber-AC ini, walaupun terkadang ada beberapa pertanyaan tidak bisa terjawab karena sudah keluar dari batasan materi yang kami pahami. Suasana terus berlanjut hingga waktu menunjukkan bahwa pengujian ini harus segera diakhiri, karena jika terus dilanjutkan bisa saja rambut yang tertata rapi diatas kepala perlahan jatuh dan akhirnya mengotori lantai keramik yang terlhat bersih mengkilap. He.e.e.e.....
Setelah intruksi bahwa pengujian telah selesai, turut menghantarkan suka dalam benak kami yang beberapa jam ini terasa sangat lama. Lain halnya ketika kuhabiskan waktu berjam-jam di bangku yang sama empuknya seperti di bilik warnet, yang terasa sangat cepat berakhir.
Ademnya tangannya, kayak baru keluar dari kulkas aja. He.e.e....
0 Komentar: